Robingah, S.Pd.SD

Lahir di Banjarnegara, 21 Januari 1970. Bekerja sebagai guru sejak 1998 dan sekarang menjadi Kepala Sekolah di SDN Sukomangli Kec.Patean, Kab. Kendal, Jaw...

Selengkapnya
Navigasi Web
Membaca Bersama Orang Tua Perkuat Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Orang tua/wali murid dan anak-anak kelas 2 sedang membaca buku bersama..

Membaca Bersama Orang Tua Perkuat Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Membaca Bersama Orang Tua Perkuat Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Tantangan hari ke-80

#TantanganGurusiana

Membaca sebagai bagian dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) perlu ditumbuhkembangkan sejak dini. Membaca tidak hanya terbatas pada buku pelajaran saja. Buku-buku bacaan lain atau buku cerita juga penting untuk dibaca. Dengan membaca buku-buku bacaan (buku cerita), anak-anak dapat memperoleh banyak pelajaran berharga darinya.

Melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS), kegemaran membaca anak-anak dapat digiatkan. Oleh karena itu, GLS perlu mendapat dukungan dari orang tua/wali murid. Pada jenjang Sekolah Dasar (SD) kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) membaca bersama orang tua merupakan wujud kebersamaan dalam pelaksanaan program GLS.

Gerakan Literasi Sekolah di SDN Sukomangli, Patean, Kendal sudah mulai disemarakkan. Program direncanakan bersama wali murid. Salah satu kegiatannya adalah membaca bersama orang tua/wali murid pada setiap awal semester. Meski baru sebatas satu kali dalam satu semester, namun kegiatan tersebut mendapat respon dan dukungan yang sangat bagus dari orang tua/wali murid. Ketika pertama kali program ini dilaksanakan, tampak orang tua berbondong-bondong datang ke sekolah dengan penuh semangat.

Tujuan kegiatan tersebut tak lain adalah agar orang tua secara bersama-sama ikut membaca buku bacaan dan mendampingi anaknya di sekolah. Waktu yang dibutuhkan cukup satu jam saja. Para orang tua duduk berdampingan dengan anak masing-masing sambil membaca buku bersama.

Buku yang digunakan untuk membaca bersama berupa buku bacaan anak-anak. Mereka membawanya dari rumah cukup satu buku satu anak. Orang tua bebas membelikan buku yang dipilih dan diminati anaknya. Meskipun bebas, namun pihak sekolah memberikan batasan tentang buku yang boleh dibawanya. Orang tua disarankan untuk membelikan buku yang berisi tulisan tidak terlalu banyak tetapi ada gambar penjelasnya.

Sebelum kegiatan membaca bersama orang tua dimulai, tiap-tiap guru kelas memberikan pengarahan terlebih dahulu. Teknik membaca dan bagaimana cara membuka dan menutup buku dijelaskan agar anak dan orang tua dapat memperlakukan buku dengan benar. Buku sebagai sumber ilmu jangan sampai diperlakukan secara sembarangan.

Ketika membaca bersama, satu buku bacaan digunakan bersama oleh anak dan orang tua. Mereka bisa membaca buku bersama hingga selesai atau secara sambung menyambung. Teknik sambung menyambung bisa dalam satu paragraf atau satu kalimat. Artinya tiap paragraf atau kalimat dibaca bergantian hingga selesai.

Kegiatan membaca bersama tak hanya sebatas membaca saja. Setelah satu bacaan selesai dibaca maka kegiatan selanjutnya yaitu mencari kata-kata sulit. Anak dan orang tua diberi kesempatan untuk mendiskusikannya. Guru memfasilitasi ketika ada kesulitan.

Langkah selanjutnya adalah membaca ulang. Untuk membantu memahami bacaan, orang tua bisa menutup satu atau lebih kata tertentu dalam kalimat dengan jari tangan. Anak membaca kalimat secara lengkap meskipun ada bagian kata yang ditutup. Kata-kata yang ditutup bisa dipilih berdasarkan kata ganti, kata benda, kata kerja, atau kata keterangan.

Kemudian, anak dan orang tua dipandu oleh guru untuk saling mengajukan pertanyaan sesuai isi bacaan. Kalimat tanya dibuat menggunakan kunci 5W+1H. Maksud 5W yaitu What (Apa), Where (Di mana), When (Kapan), Who (Siapa), dan Why (Mengapa). Sedangkan 1H maksudnya How (Bagaimana).

Banyak dan jenis pertanyaan disesuaikan dengan ketersediaan jawaban yang ada pada bacaan. Setelah pertanyaan tersusun (boleh tertulis atau lisan), maka kegiatan selanjutnya yaitu menggunakan kalimat tanya untuk bertanya jawab antara anak dan orang tua. Tanya jawab pun bisa dilakukan secara bergantian. Ketika kegiatan membaca bersama berlangsung, guru selain memfasilitasi kegiatan, juga melakukan pengamatan. Hasil pengamatan digunakan sebagai umpan balik setelah kegiatan selesai.

Kegiatan membaca bersama antara anak dan orang tua di sekolah bisa dilanjutkan di rumah. Orang tua diharapkan dapat meluangkan waktunya untuk membaca bersama dengan anak. Dengan demikian, gerakan literasi (baca) benar-benar dapat dilakukan tidak hanya di sekolah saja. Berawal dari membaca bersama orang tua di sekolah, orang tua dapat membiasakannya di rumah. Dengan demikian, membaca bersama orang tua akhirnya dapat memperkuat Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Salam literasi.

Kendal, 07-04-2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah mantap ini bun programnya.. Bisa diterapkan juga di tempat saya insya Allah. Thx bun idenya

07 Apr
Balas

Ya Bu insya Allah orang tua mendukung.

09 Apr

Program yg tepat dan perlu ditiru serta digalakkan, ..tolong program itu dijadikan program unggulan sekolah iiu, dan setiap periode waktu ortu hrs hadir di sekolah dan ikut membacaseperti itu agar di tiru sekolah lain, disamping anak jg bangga dan gerakkan literasi tdk hanya slogan mati..keren bu..salut saya..salam

07 Apr
Balas

Ya Pak alhamdulillah sudah bisa berjalan 3 semester ini dan sudah ada sekolah lain yang mengikutinya.

07 Apr



search

New Post